Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan tugas dari dosen untuk membuat sebuah konsep toko online. Tidak hanya toko online sebenarnya, akan tetapi sebuah startup. Ia hanya memberikan tenggat waktu selama seminggu. Saya adalah seorang yang suka sekali dengan dunia online. Beberapa bulan belakangan ini juga keranjingan membaca berita tentang perusahaan-perusahaan rintisan, entah dari Indonesia maupun luar negeri.

Tetapi, jika saya mendapat tugas seperti di atas. Rasanya waktu seminggu tak akan cukup untuk menuangkan sebuah konsep startup. Ya, walaupun itu hanya “sebuah tugas” belaka. Tugas itu adalah sebuah tugas akhir dari mata kuliah yang saya tempuh, pada mata kuliah E-commerce.

Saya yang sebelumnya tak memikirikan untuk membuat atau mengerjakan hal itu, saya sedikit terpacu. Dan lebih ribetnya lagi, tugas yang diberikan ini tidak kelompok melainkan perorangan.

Sabtu sore, saya mendapatkan tugas itu. Kemudian, senin malam sekira jam 7 malam seusai kerja saya mengerjakan tugas itu. Saya mengerjakan berdua dengan teman kuliah saya. Saya pilih tempat di Bakoel Koffie, Cikini Menteng. Selain ada wifi, saya juga ingin menikmati kopi malam itu.

Sekira jam 9, tugas yang diberikan oleh dosen saya rampungkan. Dengan konsep yang masih belum matang. Saya membuat sebuah startup bernama Makanmurah.com. Dalam hal ini, saya membikin sebuah marketplace tentang makanan khas Indonesia. Saya membikin dari konsep, strategi pemasaran, cara pembayaran, cara pengiriman dan seluk beluk tentangnya.

Tentunya startup tugas dari dosen tersebut mengawang. Antara kenyataan dan khayalan. Pasalnya, ketika membuat konsep dan lainnya. Saya masih dini sekali mengenai perusahaan yang bergerak di bidang digital. Walaupun beberapa tahun ke depan, startup akan merajai bidang ekonomi dunia tak terkecuali Indonesia sendiri.

Menegenai bidang ekonomi, dan perkembangannya. Kalau pengusaha-pegusaha dunia tak akan beralih atau ikut terjun dalam digital pasti akan menjadi jadul dan nantinya akan gulung tikar.

Dahulu, 10 tahun lalu. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan batubara merajai. Namun, kita bisa lihat bersama. Bahwa saat ini yang merajai perusahaan dan orang-orang terkaya di dunia lahir dari sebuah perusahaan (startup) yang bergerak di ranah digital.

Tak perlu jauh-jauh, pendiri Facebook, Snapchat, Apple, Microsoft, alibaba dan lainnya adalah orang-orang yang sukses di bidang digital dan kekayaannya semakin hari semakin bertambah. Pundi-pundi kekayaannya saat ini bisa disandingkan dengan orang-orang kaya dunia.

Artinya, jika perusahaan “tua” itu tidak bergerak dinamis mengikuti perkembangan jaman maka tak akan bisa bertahan lama. Karena semua hal yang masih berpikiran “kolot” rasa-rasanya tak akan maju.

Dalam hal mencari pekerjaan, generasi millenial juga berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi millenial banyak sekali yang memilih bekerja pada ranah digital daripada perusahaan “tua”.

Generasi milenial adalah generasi masa depan. Mengenai kreatifitas tak bisa diragukan lagi. Banyak Perusahaan-perusahaan rintisan dunia adalah hasil dari buah pemikiran generasi milenial ini.

Itulah sebabnya, saya mulai saat ini belajar dari pendiri-pendiri raksasa digital yang sedang kita pakai sekarang. Jika kita tidak belajar dan hanya begini-begini saja, maka rasanya sulit untuk maju. Maju dalam hal ini kepada sukses.

Untuk saat ini, saya masih bekerja di perusahaan bidang perbankan. Rasanya, beberapa tahun yang akan datang, bidang ini akan redup jika ia tidak berinovasi ke ranah digital. Ya, kenyataan memang demikian dan musti kita hadapi.