Lebaran tahun ini sebagian karyawan mendapatkan libur yang agak panjang dari lebaran-lebaran sebelumnya. Contohnya seperti di tempat saya bekerja. Di perusahaan saya, ia memberikan libur dari tanggal 2-10. Artinya saya 9 hari bisa sedikit “terbebas” dari masalah pekerjaan. Ditambah lagi, jauh hari sebelum bulan puasa tiba, saya sudah mengajukan cuti kepada bagian HRD, dan diterima. Saya mengajukan cuti hanya selama 3 hari. Jika ditotal semua, saya hampir 2 minggu bisa berleha-leha tanpa memikirkan pekerjaan. Mendapat kesempatan seperti itu, sangat-sangat saya manfaatkan. Kapan lagi bisa malas-malasan selama setengah bulan.

Sudah mengetahui libur dan masuknya kapan, maka saya langsung memesan tiket pulang-pergi ke kampung halaman. Jika mayoritas pemudik yang menggunakan transportasi umum bingung atau kesusahan karena tidak kebagian tiket, maka saya tak merasakan hal seperti itu.

Banyak orang yang mudik menggunakan motor, mobil, dan sewa. Bahkan banyak pula yang membuka rental mobil di Cirebon, Pemalang, atau kota lain. Saat ini memang banyak mengena penyewaan mobil. Hal ini juga lebih mudah jika mudik dengan keluarga.

Dengan menyewa mobil kita bisa lebih santai di perjalanan. Ada banyak pilihan mobil yang bisa kita sewa, rental hiace di cirebon atau lainnya. Kita bisa menyewa melalui telepon maupun whatsapp di 08156407913.

Oke, lanjut cerita lagi, ya.

Kemudian di pertengahan puasa itu juga saya mengajak teman-teman sekolah saya dulu, tepatnya teman SD untuk ngumpul bareng. Saya mengajak beberapa teman, dan berdiskusi di grup whatsapp.

Berlebaran di kampung halaman sangat menyenangkan. Lebaran di kampung kelahiran adalah suatu keinginan mayoritas perantau. Tak hanya yang merayakan umat islam, akan tetapi semuanya bisa dibilang merayakan. Ia ditunggu selama setahun penuh dan itu terjadi setiap tahun. Tak ada rasa bosan dan tak ada kapoknya. Walaupun sudah diketahui pada umumnya, bahwa mudik itu bisa memakan berhari-hari di jalanan karena macet dan hal-hal lainnya. Akan tetapi semua itu dikesampingkan karena tujuannya ingin bertemu keluarga, sanak keluarga, teman, reuni teman sekolah dan lainnya.

Akhirnya reuni dengan teman SD.

Saya lulus sekolah dasar di tahun 2005. Artinya saya sudah 1 dekade lebih melewati masa-masa penuh kebahagiaan. Di kala SD kita tak muluk-muluk memikirkan masa depan. Kita tak pusing memikirkan tentang pacaran, tidak pusing dengan permasalahan orang-orang dewasa. Waktu SD kita bebas, lepas, bermain, kelakuan-kelakuan konyol, terjadi pada masa itu. Ada sih beberapa yang sudah belajar pacaran, cinta monyet namanya.

Mungkin yang paling terasa berat hanya jikalau kita mendapatkan PR (Pekerjaan Rumah) dari guru. Walaupun mendapatkan PR kita bisa juga dibuat senang dengan belajar kelompok di rumah salah seorang teman dan sebagainya. Sisanya kita senang-senang. Impian-impian masa depan masih dini kita pikirkan.

Selama lulus dari sekolah dasar saya banyak sekali tidak bertemu dengan kawan-kawan lama saya. Padahal jika dipikirkan, di SD saya itu hanya dari 3 kampung. Dan bisa dibilang 80 persen muridnya itu dari kampung saya. Tetapi, walaupun kebanyakan sekampung setiap lebaran tiba dari tahun ke tahun saya hanya bertemu dengan segelintir saja. Hanya itu-itu saja. Seakan yang lain sibuk dengan urusan masing-masing. Padahal dan saya kira mereka juga pulang dari perantauannya. Tahun angkatan saya muridnya berjumlah 22 anak. Dan beberapa tahun silam, salah seorang teman kami sudah duluan pergi dipanggil oleh Tuhan.

Diskusi Tentang Reuni.

Seperti yang sudah saya singgung sedikit diatas, bahwa saya di pertengahan bulan puasa membentuk sebuah grup whatsapp untuk teman SD. Ingin tahu anggotanya berapa? Hanya 6 orang saja! bah. 4 cowok dan sisanya cewek. Diskusi panjang dan alot tentang reuni tidak memberikan kesimpulan yang tepat. Ada yang mengajak reuninya pada saat buka bersama, dan ada yang setelah lebaran. Ada yang usul di rumah pribadi, dan ada pula yang mengusulkan di resto.

Usul mengadakan acara di rumah pribadi, kemudian disanggah dengan “kasian dengan pemilik rumahnya, karena merepotkan. Kemudian yang memberi ide di warung makan ada yang menyanggah, “tempatnya dimana “, “jauh”, “siapa yang booking”  dan lain-lain.

Berhari-berhari kita diskusikan dan sepertinya tidak ada hasil. Dan di hari-hari terakhir menjelang lebaran tiba, keputusan mengerucut kepada bahwa reuni diadakan setelah lebaran H+2 di warung Hargodumilah. Walaupun sudah sepakat dengan itu, tidak ada yang membooking tempat acara. Dan lokasinya juga lumayan jauh dengan kampung saya.

Saya ingin mengusulkan lagi yang dekat-dekat karena kasian mereka yang sudah memiliki istri / suami dan anak. Karena perjalanan ke lokasi memakan waktu agak lama dan lain-lainnya. Tetapi gagasan saya malah dibully habis-habisan oleh teman-teman. Pada akhirnya, saya mengikuti suara terbanyak. Demokrasi berjalan lancar.

Hari yang diputuskan telah datang. Padahal sudah ditentukan kapan dan dimana berkumpulnya. Tetapi masih saja tarik ulur. Antara datang dan tidak. Perlu digarisbawahi bahwa kita tidak ada kepanitiaan. Jadi ya kesadarannya masing-masing. Nah karena tidak adanya panitia ini, mengumpulkan di hari itu sangat susah. Dan saya kebagian yang menjemput beberapa teman. Sib nasib. Eh tapi jemput teman cewek sih.

Menuju lokasi reuni.

Kami berangkat pukul 3 sore. Dari jumlah murid sebanyak 21 orang, yang datang atau kumpul kemarin adalah sekitar 12 orang. Kami berangkat bareng-bareng. Akan tetapi kita tidak berangkat dengan jumlah segitu. Ada yang membawa anak, istri dan saudara. Padahal jauh hari kita sudah berkerucut di tempat makan Hargodumilah, Jogorogo. Tetapi saya mengajak yang lainnya di lesehan Pitulikur, Gendingan. Dan betapa kecelenya saya bahwa tempatnya masih tutup karena libur lebaran. Kita putar balik dan menuju ke arah Hargodumilah. Dan mampir di warung Galeh. Pada saat itu masih pada adu argumen, padahal kita sudah di depan warung Galeh.

Pada akhirnya kita menuju ke Hargodumilah. Saya dan beberapa teman datang duluan. Karena takut tidak kebagian tempat atau lebih tepatnya memastikan tempat kosong atau tidak. Saya dan Erwin, datang lebih dulu dan mendapatkan tempat. Saya sudah hampir booking tetapi ada teman bilang “kenapa tidak yang sebelah sana aja? lebih enak dan bisa lihat kolam”. Saya dan Erwin, manut wae. Oke.

Berkumpul, berecerita dan ketawa.

Sebenarnya acara reuni teman sekolah sih hampir sama pembahasannya. Yaitu kekonyolan-kekonyalan pada saat kita sekolah, kejadian-kejadian senang, sedih, lucu dan lainnya diceritakan atau dihadirkan kembali. Tetapi hal seperti itulah yang membuat kita menarik dan mikir ke beberapa tahun silam. Hal-hal seperti itu sangat mengasikkan. Duduk sebangku dengan siapa, dimarahin guru karena apa, dihukum karena merokok, dan lainnnya. Hal-hal remeh seperti itula yang membuat reuni jadi menyenangkan.

Kami hari itu sangat merasakan kebahagiaan. 11 tahun tidak ketemu dan diketemukan oleh namanya reuni dan momen lebaran. Betapa mahalnya momen seperti itu. Beberapa teman ada yang berubah dan lainnya masih sama semua.

Contohnya: Ari Widodo yang tambah maju saja perutnya. Eko Teguh yang sudah gemuk dan tambah tinggi serta ganteng. Endro Priyono yang sudah menggendong anaknya dan serta membawa istri. Erwin yang sudah menjadi bapak, Yuli Susanto juga sudah menjadi bapak muda. Dika Ramadhani yang semakin cantik, begitupun juga Sri yati. Sulastri alias Tutik yang sudah menggendong anak. Agus Bandot si dukun pulo tambah keren aja. Yunia Astutik A.K.A Nyak yang abis lulus dari kampus kenamaan di Surabaya. Arif Eko yang semakin menjadi dengan minumnya. Dan tentu saya yang masih seperti ini, tak ada bedanya dari waktu SD hingga jaman sekarang. Hah! Dan juga lainnya, saya tak bisa menyebut semuanya bung!

Pada akhirnya kami semua pulang sekitar jam 7 malam membawa ceritanya masing-masing. Membawa cerita dan kenangan baru. Saya pulang dengan Dika, cewek dan paling cantik sekelas. Hahaha. Kami semua pulang dan kembali ke dunia sekarang. Dunianya oang dewasa penuh masalah, beban dan lainnya. Ah, rasa-rasanya saya tak ingin beranjak ke dewasa. Saya ingin merasakan jaman SD agak lama.

Kami pulang, dan beberapa teman masih berkumpul di rumah saya hingga larut. Apa yang kami ceritakan? Masih tetap sama, JAMAN SD serta kenakalannya!

Ketika menunggu makanan.
Ketika menunggu makanan.

See u gaes, lebaran tahun depan akan kita buat acara yang lebih meriah dan tentunya diharapkan bisa datang semuanya. Aku kangen karo kalian cah. Semoga teman-teman yang tidak hadir bisa hadir di tahun depan. Emange kowe-kowe gak pengen? Angga, Arif Gondor, Isnani, Anton, Yani dan lain-lain. :*

Ari Widodo dengan Dika R. foto minta diuopload oleh Ari.
Ari Widodo dengan Dika R. foto minta diuopload oleh Ari.