Bertahun-tahun aku telah bersamamu. Tempatku mencari ilmu, duit, kesenengan, kesedihan, mengingatkan kenangan-kenangan masalalu, tempat dimana kemuakan ada dimana-mana. Tempat dimana keangkuhan dan arogan berada. Jakarta, engkau adalah segala isi untuk manusia-manusia yang bergegas.

Siang-malam tak ada bedanya. Manusia-manusia seakan menikmati hirukpikumu. Hiruk pikuk yang membuat kelelahan dan keterasingan dari rasa nikmatnya istirahat. Jakarta adalah potret kota yang ramai namun sunyi gotong royong. tolong menolong hanyalah ilusi dan minim terjadi. Manusia-manusia berebut metromini di stasiun Sudirman, berjejalan dan betapa melelahkannya waktu pagi dan sore tiba.

Jakarta pagi tak ubahnya seperti perlombaan balapan kendaraan yang tak punya aturan. Jalanan dipenuhi pengendara, salip kanan salip kiri. Nrabas lampu merah, lawan arah hingga klakson tak henti-hentinya berteriak. Itu adalah cermin manusia di dalamnya, tak ada kesabaran, senggol sedikit darah naik ke ubun-ubun dan makian-makian berhamburan tanpa henti. Sabar di jalanan jakarta adalah langka dan susah ditemukan. Tancap gas tanpa menghiraukan pengendara lain. Yang penting sampai di tempat tujuan secepatnya. Padahal, jalanan membludak sudah tak sanggup lagi untuk ditambah kendaraan pribadi. Kapasitas verload dan lucunya, penjualan kendaraan pribadi dari kendaraan dua hingga empat tiap tahunnya merangkak naik tanpa ada aturan untuk menghentikan laju penjualan kendaraan yang tegas.

Di Jakarta tahun demi tahun pendatangnya semakin banyak. Harapan para pendatang ialah meraih mimpi, dengan berbagai cara entah dengan bekerja menjadi apa dan dengan bekal seadanya. Usiamu kini 488. Usia yang tua dan semakin berkarat. Jika dari pemerintah tak ada perubahan yang signifikan, 5 tahun, 10 tahun dan 12 tahun tepat engkau berusia 5 abad seperti apa wajahmu? Akankah lebih baik atau justru lebih kacau dari sekarang?

Jakarta memberikan segalanya dari berbagai sektor kehidupan, apa-apa yang diminta bisa terkabulkan jika memiliki segepok uang. Dari makanan, minuman, hiburan dan mal-mall tinggi yang setiap tahun bertambah. Jakarta memfasilitasi itu semua. Tak perlu capek-capek jika ingin menonton film. Jalan beberapa kilo meter akan menemukan teater-teater tempat untuk memutar film, tak usah bingung jika ingin beli buku, berjejer toko buku dari bekas maupun baru di Blok M berderakan di sana. Pun dengan yang lainnya. Asal ada uang kalian bisa mendapatkan yang kalian inginkan.

Jakarta membuat seseorang lupa akan titahnya menjadi manusia, yaitu sersosial. Kalian tak akan ingat nama-nama tetangga belakang rumah,depan, samping kanan dan kiri. Walaupun letak rumahnya yang gandengan tembok dan satu atap. Seakan menjadikan manusia seperti bukan manusia saja. Induvidualis dan  tak memikirkan kehidupan lingkungan sekitar.

Manusia yang hidup di Jakarta jika tidak mempunyai keahlian yang mumpuni, maka akan tergilas lawan-lawan yang tangguh. Kompetensi tinggi, waktu terus berputar, dan perut harus terisi, maka banyak yang menjadikan jalan pintas yaitu dengan menghalalkan segala cara untuk bisa mengisi perutnya yang lapar. Seperti mencuri, menipu dan tindakan kriminal  lainnya. Jakarta bisa merubah kehidupan seseorang. Negatif maupun positif.

Kota yang dibenci sekaligus dirindukan. Jakarta adalah kota yang mempunyai kenangan-kenangan yang manis maupun getir pada warganya. Warga dan pendatang telah bersumpah serapah, tapi hingga hari ini tetap dan masih bertahan di Jakarta, perputaran uang yang sangat cepat. Jika beruntung, mendapatkan uang itu sangat mudah pun jika sial (kelas bawah) mendapatkan sesuap nasi saja susah dan penuh pengorbanan.

Sudah waktunya kita memperbaiki diri sendiri. Dan belajar untuk tidak muak terhadap kota ini, toh kita masih ingin terus hidup di sini. Entah sampai kapan. Bertahan dan terus  mengeluh, tak akan mengubah keadaan.

Dan terakhir, selamat ulang tahun kamu Jakarta. Kecup manis dari salah satu wargamu. Semoga kau tak membosankan agar aku bisa menikmatimu tiap waktu.

ilustrasi gambar dari : rimanews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here