Menjadi ayah ternyata gak semudah apa yang saya pikirkan sebelumnya, tapi bukan berarti sulit juga. Saya ingat betul, di pertengahan bulan September 2019, ketika matahari masih malu-malu untuk keluar, jantung saya berdetak begitu cepat, karena menunggu persalinan istri. 

Pada akhirnya, suara yang dinanti-nanti tiba juga. Tangisan pertama anak saya memecahkan segala penantian. Lega banget. Tepat hari itu, saya sah menjadi seorang ayah.

Pagi itu, sepertinya saya adalah salah satu orang yang paling berbahagia di dunia. Jika ditanya siap atau gak, memiliki tanggungjawab baru, akan saya jawab dua-duanya. Siap dan tidak.

Tapi, dengan berjalannya waktu. Saya banyak belajar untuk menjadi ayah. Meski tugas saya jauh lebih sedikit dibanding dengan istri.

Menemani Proses Tumbuh Kembang Kavya

Hari demi hari seakan saya mendapat pengalaman baru. Karena bisa membersamai anak tumbuh kembang. Mulai dari buka mata, tungkurep, jalan, dan sekarang sudah bisa lari. Proses tersebut saya nikmati. Seakan-akan, ada hal baru setiap hari, setiap pagi. Asik!

Ketika usianya genap satu tahun, Kavya sudah bisa berjalan dengan baik. Alhasil, sebagai orangtua harus ekstra untuk mengawasi. Selain itu, Kavya juga memiliki kebiasaan yang unik. 

Kebiasaan tersebut adalah saat sedang makan. Ia gak mau disuapin. Kavya maunya makan sendiri. Alhasil, saat dan setelah makan, cemong semua. Gak di wajah, pakaian, meja, lantai, dan lain-lainnya. 

Terkadang kasian juga melihat Ibunya yang bersih-bersih setelah Kavya makan. Apalagi saat makan soup atau yang berkuah. 😅

Menjadi ayah rasanya campur-campur. Bahagia karena melihat perkembangannya dari waktu ke waktu.

Bagaimana dengan Persiapan dan Dukungan saat Ia Besar?

Di sisi lain, ada persoalan yang kadang mengganjal pikiran. Apa yang harus saya persiapkan untuk anak? Bagaimana pendidikannya kelak, bagaimana membesarkannya dengan kondisi zaman yang serba cepat ini?

Berawal dari pemikiran tersebut, setidaknya saya harus bisa mencukupi segala kebutuhannya kelak. Apa yang harus saya tinggalkan harus memiliki ‘nilai’ untuk anak saya.

Harapan untuk Kavya

Tentu, setiap orangtua memiliki harapan yang besar dan baik untuk anak-anaknya. Begitu pula dengan saya. Segala yang terbaik akan saya perjuangkan untuk Kavya. Segala doa yang baik akan saya panjatkan setiap hari.

Saya membebaskan anak ingin jadi apa. Tidak harus menjadi ini-itu. Saya mendukung penuh apa yang akan dilakukan oleh Kavya. Saya maksimalkan peran saya sebagai orang tua. 

Salah satu yang saya perjuangkan saat ini adalah Kavya bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik dan masa depan yang bahagia dan sejahtera. Oleh karena itu, ganjalan pikiran saya tadi bisa diatasi dengan salah satunya adalah investasi. Investasi dimulai dari sekarang. 

Sebab, 15-20 tahun mendatang tentunya akan sangat berbeda dengan zaman apa yang saya alami sekarang. 

Kebetulan, minggu lalu, tepatnya 21 Januari 2021, Prudential Indonesia meluncurkan Asuransi Jiwa PRUWarisan. Saya banyak belajar mengenai produk ini. PRUWarisan hadir bagi masyarakat untuk memiliki harta warisan yang optimal demi kesejahteraan masa depan orang-orang yang disayangi. 

Produk ini sangat menarik. Terlebih lagi buat saya yang bingung dengan perencanaan keuangan untuk masa depan Kavya. Adanya PRUWarisan ini, bisa menjadi solusi dan jawaban kebingungan saya dan juga orang tua pada umumnya. 

PRUWarisan memiliki 4 keunggulan

  • Periode pembayaran premi yang fleksibel yaitu 5, 10 atau 15 tahun
  • Jaminan manfaat asuransi baik untuk meninggal dunia ataupun akhir kontrak ketika berusia 99 tahun berupa uang pertanggungan sesuai dengan syarat dan ketentuan polis
  • Berpotensi mendapatkan PRUWarisan Booster, tambahan manfaat yang akan mengoptimalkan nilai warisan yang diterima oleh penerima manfaat 
  • Usia masuk mulai dari usia setahun sampai dengan 70 tahun (ulang tahun berikutnya)

Ngomong-ngomong soal warisan, sebagai generasi milenial digital seperti sekarang, Asuransi Jiwa memang salah satu jenis yang tepat untuk dijadikan warisan. Karena, jika berbicara warisan, sudah tidak melulu soal tanah, property, dan emas. 

Jadi, untuk mempersiapkan masa depan anak saya, salah satunya bisa dengan menggunakan Asuransi Jiwa PRUWarisan. 

Balik lagi mengenai Kavya, saya sangat menikmati peran baru sebagai ayah. Menemani dia tumbuh dari hari ke hari begitu menyenagkan. Melihat tingkahnya dan senyumnya menjadi asupan kebahagiaan saya dan ibunya. :’)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here