“Lebaran tahun ini, gak mudik ya berarti?”
“Enggak, situasinya juga masih seperti ini, kan”

“Yaudah deh, dicancel aja semua tiketnya”
“Oke, siap!”

Itu sedikit penggalan percakapan dengan istri beberapa waktu lalu, setelah pemerintah menganjurkan untuk tidak mudik. 

Bosan juga ya, gak ke mana-mana beberapa pekan terakhir ini. Meski saya bekerja dari rumah, terkadang saya sampai lupa hari dan tanggal. Saking rancunya antara hari kerja dan weekend, sama semuanya. Jadi, sejak pemerintah menerapkan untuk aktivitas dari rumah, saya hampir lupa dengan hari.

Maka, ketika jam kerja bisa main dengan anak. Jam kerja yang belum disiplin membuat saya kurang produktif. Tapi, ini sebuah tantangan baru sih. Semuanya remote, kadang asik, kadang bosan. Ya, tetep enak kerja dari kantor sih menurut saya, bisa fokus.

Seperti yang saya bilang sebelumnya, bahwa saya kadang lupa hari dan tanggal membuat waktu cepet berlalu. Ternyata, bulan Ramadan udah deket aja. Bahkan tinggal 20 hari. Cepet banget, bukan? 

Ramadan dan rutinitas

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadan itu menyenangkan. Apalagi saya sebagai perantau, ramadan itu menyenangkan, karena artinya sebentar lagi akan mudik. Berkumpul dengan keluarga besar, reuni, dan mengenang masa-masa kecil bersama teman. 

Maka dari itu, sebagai perantau, saya harus menyiapan dari jauh-jauh hari untuk menyambut Ramadan, lebaran, dan mudik. Karena, jika tidak, angan-angan untuk mudik tak akan terwujud.

Jadi, entah beberapa waktu lalu, saya sudah memesan tiket untuk mudik. Tentu, pembelian ini sebelum adanya imbauan dari pemerintah untuk tidak mudik, dan juga sebelum pemerintah mengumumkan adanya WNI yang positif corona, awal Maret lalu.

Selain membeli tiket, untuk menyambut Ramadan kebiasaan saya dan istri membeli makanan kecil, minuman, serta lainnya. Apalagi ditambah dengan kondisi seperi ini, yang segala aktivitasnya lebih baik untuk di rumah. 

Maka, saya dan istri sudah mulai berbelanja di e-commerce. Sebenarnya, belanjanya sudah dari beberapa waktu lalu, saat mulai kerja dari rumah. Apalagi menyambut dan saat Ramadan tiba, pasti akan banyak Promo Ramadhan di e-commerce. Jadi, bisa tambah untung. 

Bersyukurnya lagi kita hidup di era serba digital. Jika pandemi ini terjadi beberapa puluh tahun lalu, mungkin situasinya akan berbeda. Sangat berbeda. Jadi, untuk transaksi dan belanja lebih mudah dari rumah. Untuk pembayaran juga dimudahkan dengan adanya dompet digital. Sebagai pengguna dompet digital yang aktif, bisa dibilang saya sekarang jarang memegang uang cash. Dompet digital sangat membantu, salah satunya OVO. Mau Top up OVO  juga mudah, tanpa harus keluar rumah.

Lebaran, di rumah aja

Mungkin, lebaran tahun ini akan menjadi lebaran yang berbeda selama saya jadi perantau. Sejak sembilan tahun lalu, setiap lebaran tiba, pasti saya mudik. Entah menggunakan transportasi publik atau kendaraan pribadi. Tapi, tahun ini, mudik saya kesampingkan dulu. Ya, karena adanya pandemi virus corona (COVID-19). 

Padahal, tiket dan persiapan sudah ada, rencana-rencana untuk reuni juga sudah mulai dibuat. Tapi, apa daya jika keadaannya tidak memungkinkan.

Lebaran Tahun Lalu
Lebaran Tahun Lalu

Saya dan istri sudah dipastikan, untuk lebaran tahun ini tidak akan mudik. Baik ke rumah istri maupun rumah saya. Memang, sedih tidak bisa berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga. Tapi, ini merupakan pilihan yang paling baik dan masuk akal dengan keadaan seperti sekarang.

Jadi, untuk lebaran tahun ini tidak akan mudik. Tidak akan reuni, dan segala rutinitas tahunan yang dilakukan.

“Ibu, saya gak pulang tahun ini.”

Semoga pandemi virus corona (COVID-19) ini segera usai, agar kita semua bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. Dan semoga yang saat ini yang terdampak dengan virus ini segera pulih. Saya, kamu, dan semuanya pengin mudik dan merayakan lebaran bersama keluarga, tapi jika sayang dengan keluarga, jangan mudik, ya! Percayalah, ini semua akan berlalu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here