Mundur jauh ketika saat masih sekolah dasar, saya adalah orang yang “trauma” dengan naik mobil. Sebabnya adalah, latar belakang keluarga saya yang kurang mampu, maka untuk naik mobil itu sangat jarang. Hanya momen-momen tertentu saja. Mungkin, hal biasa bagi kami dan tetangga-tetangga, untuk keluarga kurang mampu yang hidup di desa.

Traumanya adalah saat naik mobil saya mabuk. Baru masuk ke dalam mobil dan menghirup baunya saja sudah pusing di kepala. Apalagi ketika mobil sudah jalan. Perut rasanya seperti dikocok. Mual. Pusing. Bukan sekali dua kali, isi di dalam perut keluar. 

Puncaknya, saat kelas enam, saya tidak ikut outing sekolah. Alasan utamanya adalah mabuk perjalanan. Satu sekolah, kalau tidak salah yang gak ikut hanya saya saja. Ini outing hanya untuk dua kelas, kelas 5&6. Malu. Malu banget. Itulah, kenapa saya agak jaga jarak dengan kendaraan roda empat.

Berlanjut ketika saya lulus sekolah dan bekerja di ibu kota, rasa trauma itu sedikit demi sedikit pudar. Ya, dengan banyaknya lalu lalang kendaraan yang ada di jalanan Jakarta, membuat saya mau gak mau harus bisa adaptasi. 

Bagaimana tidak, setiap berangkat dan pulang kerja, macet telah menjadi bagian dari jalanan Jakarta.

Bukan berarti saat di kampung gak ada kendaraan. Ada, tapi tentu saja jumlahnya tak sebanyak yang ada di Jakarta. Saat awal-awal di Jakarta, saya juga tetap jarang naik kendaraan umum, khususnya mobil. Misal Transjakarta atau yang lainnya. 

Belajar Melawan Trauma

Mungkin ini fase yang lumayan sulit. Karena untuk menyembuhkan mabuk kendaraan adalah dengan sesering mungkin naik mobil. Beruntungnya saat itu, kakak memiliki mobil. Jadi saya bisa sering ikut bepergian dengan mobil dan untuk membiasakan diri agar tidak mabuk. 

Entah berapa lama, hingga akhirnya naik kendaraan sudah tidak takut lagi, dan biasa saja. Sangat lega, deh pokoknya, ketika ‘mabuk perjalanan” sudah teratasi. 

Mobil Impian

Sekarang, saya sudah “gak takut” lagi untuk naik mobil atau kendaraan roda empat. Beruntungnya lagi, di tahun lalu, saya memiliki rezeki lebih untuk membeli mobil bekas. Meski yang saya beli bukan mobil impian, tapi setidaknya bisa untuk dibawa ke mana.

Mobil impian saya belum tercapai hingga saat ini. Tapi, suatu saat akan bisa membeli dan mengendarai.

Kini, Beli Mobil bisa Online

Saat membeli mobil, pastikan di tempat yang terpercaya, terlebih lagi ketika membeli mobil bekas. Harus ekstra hati-hati.

Jika kamu ingin membeli mobil keluaran Toyota, kamu bisa mencari di Dealer Toyota yang resmi, yakni Auto2000. Di saat pandemi seperti sekarang Auto2000 bikin inovasi baru, yakni Auto2000 Digiroom, yang merupakan transformasi baru dari website Auto2000.co.id.

Di sini, kamu bisa membeli mobil baru, suku cadang dan aksesoris resmi, bahkan sampai mobil bekas langsung dari genggamannya. Jadi, bisa dibilang, Auto2000 Digiroom ini adalah showroom Toyota dalam versi digital. Kamu gak perlu capek-capek datang langsung ke dealer untuk membeli mobil impianmu. 

Semoga dengan inovasi yang dilakukan oleh Auto2000 ini, kita semua yang bingung keluar rumah saat ingin membeli mobil bisa terbantu. Pokoknya, mudah banget lah, 

Oh ya, satu lagi, mengenai pembelian mobil bekas, Auto2000 juga bekerjasama dengan Astra Auto Trust. Jadi, gak usah khawatir dengan mobil bekas yang kita beli.

Balik lagi ke mobil impian saya, semoga beberapa tahun ke depan saya bisa membeli mobil baru, mobil impian saya. Hal ini untuk membalas masa kecil mengenai takutnya naik mobil.

Bagaimana dengan kamu, apa sih mobil impian kamu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here