Tanggal 17 Agustus selalu menyenangkan bagi saya. Dari saya kecil hingga sekarang. Sebab utamanya ialah libur, walaupun hanya sehari. Yang paling gak enakkin jika 17 agustus itu bertepatan di hari sabtu atau minggu, ah sangat disayangkan. Harusnya di hari “Kemerdekaan Indonesia” warganya diberikan libur yang agak panjang. Karena ini adalah hari kemerdekaan, loh.
Merayakan 17 Agustus (pitulasan) waktu kecil
Di kala saya masih belum sekolah, saya merayakannya dengan menonton sebuah acara karnaval. Biasanya karnaval tersebut digelar sebelum tanggal 17 agustus. Dua hari sebelum hari H, rata-rata. Jika di daerah tempat tinggal saya mengadakan acara karnaval HUT RI, saya selalu datang dan menontonnya. Tentunya dengan keluarga.
Beranjak di bangku sekolah dasar, hal yang sama masih saya lakukan. Menonton karnaval begitu mengasikkan. Melihat orang-orang berdandan aneh-aneh. Beberapa lelaki merias penampilannya hingga mirip perempuan, ada yang menjadi preman, anak-anak berpakaian sebagai petani, polisi, tentara, pilot dan lain sebagainya. Sepeda, motor atau mobil pawai tentunya dihias dengan berbagai macam atribut. Ada yang dibuat mirip burung, pesawat, berbagai hewan dan lainnya.

Dikala SMP & SMK
Semenjak berada di Sekolah Menengah, saya masih menonton karnaval. Malah dua kali kalo gak salah, saya ikut menjadi peserta karnaval. Itu saya ikuti karena diwajibkan bagi setiap siswa di sekolah saya. Jadi peserta karnaval itu banyak sekali, mulai dari satu RT, RW, kampung, dan sekolahan. Tentunya yang paling banyak pesertanya adalah dari sekolah.
Kegiatan selain karnaval adalah upacara bendera. Upacara 17 agustus, berbeda dengan upacara yang ada di sekolahan setiap hari senin. Ada beberapa yang membedakan upacara agustusan ini, diantaranya adalah:
- Lokasi
Lokasi upacara agustusan waktu smp saya di lapangan kecamatan. Biasanya kalau upacara senin kan hanya di pelataran sekolah.
- Peserta
Peserta upacara juga berbeda. Peserta datang dari berbagai sekolah. Satu kecamatan digabung menjadi satu. Dari mulai SD, SMP dan SMU/SMK. Jadi sangat banyak sekali pesertanya.
- Waktu
Waktu upacara agustusan dibagi menjadi dua, pengibaran bendera dan penurunan. Dari jam 9 hingga 10 pagi lebih dan jam 4 sore sampai selesai. Upacara ini juga sangat lama, dan membuat pesertanya ada yang pingsan. Entah karena lama atau kelaparan. Pokoknya, tak pernah absen setiap tahun, dalam upacara agustusan selalu ada peserta yang pingsan.

Lomba agustusan
Selain upacara dan karnaval, merayakan agustusan itu sangat banyak caranya. Salah satunya adalah membuat berbagai macam lomba. Dari lomba individu sampai team. Seperti balap karung, panjat pinang, sepak bola, bola voli, dan masih banyak lagi.

Dalam hal lomba, ketika saya masih sekolah dasar Lombanya ialah berbagai macam cabang olahraga. Seperti beberapa yang saya sebutkan di atas, sepak bola, tarik tambang, lari, kasti, bola voli dan lomba paling hits makan kerupuk. Akan tetapi, menurut ingatan saya dalam hal lomba agustusan, sekolahan saya tak bagus-bagus amat. Menang hanya di beberapa cabang saja. selama 6 tahun di SD, sekolahan saya belum pernah menjadi juara umum.
Mengadakan hiburan
Selain lomba, maka di kampung saya atau yang saat ini saya tinggali. Merayakan hari kemerdekaan dilakukan dengan membuat rangkaian hiburan. Hiburan di sini tak mahal-mahal. Biasanya setelah seharian ada acara lomba, maka malam harinya diadakannya hiburan berupa orkes tunggal kecil-kecilan. Tak mewah, tapi membuat para bapak/ibu-ibu ikutan joget semalam suntuk.
***
Merayakan hari kemerdekaan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Sebenarnya makna dari kemerdekaan itu sendiri adalah bebas. Bebas dari penjajahan, itu adalah versi lama. Untuk saat ini, merayakan kemerdekaan tidak harus membawa bambu runcing dan turun ke medan perang. Saat ini yang bisa kita lakukan dengan benar-benar memaknai kemerdekaan itu sendiri. Tidak menindas dan menolak ditindas dalam hal apapun. Karena kemerdekaan adalah milik semua orang. Dan kemerdekaan ini masih dalam hal kata-kata saja.