Terkadang kita tidak menyadari bahwa pola makan yang salah itu ternyata menyebabkan gangguan pada tubuh, salah satunya adalah obesitas. Banyak di antara kita belum bisa membedakan antara obesitas dan kelebihan berat badan. Misalnya ada seorang pria yang memiliki berat badan 120 kg.Dalam bayangan kita pasti pria tersebut menderita obesitas. Padahal belum tentu karena obesitas bukan mengenai berat badan, akan tetapi lebih pada lemak yang berlebihan.

Menurut data yang dimuat di Nightly News, Indonesia merupakan negara dengan penderita obesitas nomor 10 di dunia. Artinya, Indonesia sudah menjadi penyumbang penderita obesitas di dunia.

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama. Berarti bisa dikatakan tidak semua orang yang memiliki berat badan berlebih adalah penderita obesitas.

Data dari WHO tahun 2008 mencatat lebih dari 1,4 miliar orang dewasa di dunia mengalami overweight dan lebih dari 500 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas.

Obesitas itu secara umum disebabkan tiga faktor, di antaranya: faktor perilaku, lingkungan, dan genetik. Sebenarnya faktor genetik hanya menyumbang 10-30 persen saja, yang sangat mempengaruhi adalah perilaku dan lingkungan yang mencapai persentase di angka 70 persen. Contoh dari perilaku dan lingkungan seperti kurangnya aktivitas fisik, sering makan makanan cepat saji, dan yang terakhir kurangnya mengonsumsi buah dan sayur.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah obesitas adalah mengatur pola makan sehat. Hal ini juga seperti yang telah ditekankan dalam buku Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS). Buku tersebut saya dapatkan saat mengikuti Seminar Hari Obesitas Se-Dunia dengan tema “Cegah Obesitas Melalui GERMAS” yang dilangsungkan di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta pada Selasa, 7 November 2017.

Buku GENTAS
Buku GENTAS

Langkah untuk mencegah obesitas:

1. Mengatur pola makan dengan menggunakan model piring huruf T. Maksudnya, setengah bagian dari piring harus berisi sayur atau bahan makanan lain yang mengandung serat. Sementara dua bagian lainnya berisi protein dan karbohidrat.

Sebagian masyarakat Indonesia masih sangat kurang dalam mengonsumsi buah dan sayur. Padahal kedua jenis makanan itu memiliki banyak manfaat, termasuk vitamin dan mineral. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak serat kita dapat mencegah obesitas, sekaligus memperkecil risiko terserang berbagai penyakit bahaya seperti diabetes, melitus, hipertensi, kanker kolon dan juga memiliki fungsi miklofora usus.

Model Makanan Piring T
Model Makanan Piring T

2. Mengonsumsi makanan yang mengandung protein sama saja dengan mengonsumsi karbohidrat.

Saat kita mengonsumsi makanan yang mengandung protein, misalnya dua potong ikan sama saja dengan mengonsumsi karbohidrat. Tubuh akan mencerna protein dari ikan tadi lebih lambat daripada saat mencerna lemak atau karbohidrat. Itu sebabnya kenyang yang kita rasakan saat kita makan ikan dua potong sama saja dengan makan nasi.

3. Konsumsi sayur dan buah setidaknya harus sama dengan jumlah karbohidrat ditambah protein

Lagi-lagi di sini ditekankan bahwa mengonsumsi buah dan sayur adalah hal yang penting. Jumlah minimal konsumsi buah dan sayur harusnya setara dengan jumlah protein dan karbohidrat. Konsumsi sayur dan buah dengan benar akan berguna untuk: memenuhi kebutuhan tubuh akan asupan air, enzim, karbohidrat, serat, vitamin dan mineral.

Nah itu 3 langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah obesitas. Sebenarnya masih banyak hal yang dapat dilakukan, seperti mengurangi pemakaian minyak saat menggoreng makanan. Jumlah penggunaan minyak untuk menggoreng sebenarnya 3-4 sendok teh saja.

Selain itu, kita juga bisa melakukan olahraga secara teratur. Gaya hidup sehat dan pola makan yang benar akan mencegah obesitas.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here